Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata Ini Rahasia telur Reptil sehingga bisa ganti-ganti kelamin

Dalam sejumlah spesies reptil, perubahan suhu dapat menyebabkan pergantian jenis kelamin. Hal itu terungkap melalui penelitian pada telur kadal naga berjanggut (bearded dragon) yang dilakukan oleh para peneliti Australia.

 

Dengan hanya perubahan suhu menjadi 32 derajat celcius atau lebih, janin reptil dalam telur dapat berubah dari jantan menjadi betina.

Untuk pertama kalinya, tim peneliti yang dipimpin Universitas Canberra mengidentifikasikan tanda molekul yang sensitif pada suhu dalam keluarga gen yang mengendalikan ekspresi gen-gen lainnya.

Penulis utama penelitian ini yang juga ilmuwan CSIRO Dr Clare Holleley kepada ABC menjelaskan penemuan tersebut dapat memicu pendekatan baru untuk memahami pemilihan jenis kelamin pada hewan.

"Kadal naga memiliki kromosom seks yang mirip dengan burung yang menentukan jenis kelamin pada suhu normal," kata Dr Holleley.

"Tapi pada suhu tinggi, embrio dengan kromosom kelamin jantan mengubah kelamin dan menetas sebagai betina," tambahnya.

"Begitu sampai pada suhu inkubasi 36 derajat, 100 persen dari keturunan yang ditetaskan akan menjadi betina," katanya.

"Jadi mereka bisa jantan secara kromosom, dimana gen mereka menginformasikan bahwa mereka seharusnya adalah jantan. Tapi suhu mengubah hal ini dan mereka pun tumbuh menjadi sepenuhnya betina," jelasnya.

Proses seleksi jenis kelamin

Jenis mekanisme yang sama ditemukan pada buaya dan kura-kura.

"Kami pikir hal ini mungkin beroperasi di semua jenis reptil," kata Dr Holleley.

Para ilmuwan telah berupaya menemukan bagaimana pergantian jenis kelamin terjadi lebih dari 50 tahun.

"Kami sudah lama mengetahui bahwa jika Anda menetaskan telur reptil pada suhu yang berbeda, Anda mulai mempengaruhi rasio jantan dan betina," kata Dr Holleley.

"Sampai sekarang kita tidak pernah benar-benar mengerti bagaimana proses itu terjadi," katanya.

"Penelitian kami melihat semua molekul messenger ribonucleic acid (RNA) yang dibuat oleh hewan yang secara fungsional merupakan betina, meskipun secara genetis adalah jantan," katanya.

"Kami membandingkan molekul ini dengan RNA yang dibuat oleh jantan normal dan betina normal," lanjut Dr Holleley.

Penulis laporan penetian lainnya Ira Deveson dari Garvan Institute of Medical Research mengatakan penelitian mereka menemukan perbedaan yang unik.

"Kami menemukan bahwa kelamin yang berganti betina menghasilkan pesan unik, dengan RNA mereka menyimpan sekumpulan urutan yang biasanya disambung dari pesan," katanya.

"Artinya gen tidak akan membuat protein normal," katanya seraya menambahkan, "Sedemikian rupa hal ini menjadi kunci saat terciptanya kelamin jantan."

Perubahan iklim

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advances ini, akan memungkinkan para ilmuwan memahami spesies mana yang memiliki risiko kepunahan lebih besar akibat pemanasan global.

"Perubahan iklim adalah hal yang sangat penting bagi seekor reptil yang menentukan jenis kelamin dengan suhu," kata Dr Holleley.

"Itu berarti dia berisiko, jika terlalu panas, karena semua keturunannya lahir dengan jenis kelamin yang sama," ujarnya.

Tim peneliti mencoba memperluas penelitiannya mengenai dampak stres pada pemilihan jenis kelamin.