Cara Penularan Malaria Yang Perlu Diketahui
Ilustrasi |sumber gambar |
Malaria merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup mudah untuk di temukan di Indonesia. Hal ini karena jenis nyamuk anopheles yang merupakan jenis nyamuk yang mampu membawa parasit plasmodium penyebab timbulnya penyakit malaria. Pada umumnya suatu daerah atau negara hanya memiliki beberapa spesies nyamuk anopheles di lingkungan sekitarnya, namun di Indonesia dapat di temukan hampir 25 jenis nyamuk anopheles yang besar kemungkinannya dapat membawa dan menyebarkan penyakit malaria.
Nyamuk pada dasarnya dapat di golongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kebiasaan makan dan tempat istirahatnya. Beberapa jenisnya yaitu seperti jenis nyamuk endofili yang menyukai tinggal dalam rumah ataupun sebuah bangunan, jenis nyamuk eksofili yang memiliki sifat yang justru terbalik dari jenis nyamuk endofili yaitu lebih suka berada di luar rumah atau bangunan, jenis nyamuk endofagi yang menggigit ketika berada dalam rumah dan yang terakhir adalah jenis nyamuk eksofagi yang sifatnya lebih suka mengigit di luar rumah. Jenis nyamuk anopheles memiliki beberapa masa inkubasi malaria yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Selain itu nyamuk juga dapat di golongkan berdasarkan objek apa yang di gigitnya, terdapat jenis nyamuk antroprofili yang suka menggigit manusia dan jenis nyamuk zoofili yang mana objek yang digigitnya adalah hewan.
Parasit plasmodium merupakan salah satu faktor utama penyebab munculnya penyakit malaria pada tubuh manusia, parasit jenis ini memiliki beberapa jenis parasit yang dapat menimbulkan penyakit malaria yang berbeda pula jenisnya tergantung jenis parasit plasmodium apa yang menginfeksi tubuh.
Pada saat ini terdapat 4 jenis parasit plasmodium yang dapat menyebabkan timbulnya beberapa jenis penyakit malaria. Jenis malaria yang paling berbahaya adalah jenis malaria tropika yang di sebabkan parasit plasmodium falcifarum, jenis malaria ini dapat di kategorikan sebagai penyakit berbahaya karena masa inkubasi parasitnya yang tergolong lebih cepat jika di bandingkan dengan jenis lainnya dan dapat menimbulkan beberapa gejala malaria tropica. Jenis parasit plasmodium selanjutnya adalah parasit plasmodium vivax yang dapat menyebabkan munculnya penyakit malaria tertiana atau tersiana (di papua), jenis penyakit malaria ini merupakan jenis penyakit yang di kategorikan ringan dibanding malaria tropica, begitu juga dengan jenis lainnya. Dan jenis parasit plasmodium lainnya adalah jenis parasit plasmodium ovale dan parasit plasmodium malariae yang masing-masing dapat menyebabkan jenis penyakit malaria ovale dan malaria kuartana.
Terdapat beberapa gejala yang dapat di timbulkan oleh penyakit malaria terhadap tubuh manusia dan biasanya terjadi secara bertahap dan terus menerus berupa gejala yang tergolong ringan hingga berat. Gejala penyakit malaria ini diantaranya demam, sakit kepala, mual yang mengakibatkan muntah, berkeringat dingin, diare, anemia, kejang-kejang. Biasanya gejala yang di timbul dapat disebabkan oleh proses inkubasi parasit plasmodium selama dalam masa perkembangbiakan dalam tubuh manusia. Pada masa awal inkubasi parasit plasmodium gejala yang dapat di rasakan oleh penderitanya adalah sakit kepala dan demam ringan yang dapat terjadi berulang-ulang dengan intensitas tertentu. Demam ini dapat terjadi akibat parasit plasmodium membutuhkan suhu yang tinggi dalam membantu proses inkubasi parasit agar lebih cepat.
Cara penularan malaria
Penyakit malaria juga termasuk ke dalam jenis penyakit yang dapat ditularkan kepada orang lain. Pada dasarnya penyakit malaria ini dapat terjadi akibat adanya beberapa faktor yang mendukung perkembangan parasit plasmodium, faktor-faktornya yaitu yang pertama adalah faktor parasit yang melibatkan parasit plasmodium yang menjadi penyebab utama adanya penyakit malaria, faktor kedua adalah faktor manusia yang dapat menjadi sebuah wadah penyebaran penyakit malaria dengan cara menyebarkan sel darah merah yang telah terinfeksi ke tubuh yang sehat.
Faktor yang ketiga adalah faktor nyamuk yang juga dapat di kategorikan fungsinya dengan manusia hanya saja ada sedikit perbedaan yang mendasar antara fungsi nyamuk dan manusia dalam proses penyebaran parasit plasmodium serta faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mendukung penyebaran parasit plasmodium dalam tubuh nyamuk beberapa di antara adalah :
Suhu, ada tingkatan suhu tertentu yang dapat mempengaruhi perkembangan parasit plasmodium seperti makin tinggi suhu di sekitar tempat perkembangbiakan parasit maka akan semakin cepat pula masa inkubasinya dan sebaliknya. Hal inilah alasan utama mengapa seseorang yang mengalami malaria akan mengalami demam terus menerus.
Kelembapan, keadaan yang cukup lembab dapat memengaruhi hidup nyamuk walau tak memengaruhi perkembangan parasit itu sendiri.
Hujan, faktor lingkungan ini dapat mendukung proses perkembangbiakan nyamuk dengan menyediakan genangan-genangan air tempat nyamuk anopheles betina meletakan telur-telurnya.
Ketinggian, biasanya penyebaran malaria akan semakin berkurang apabila lingkungan sekitarnya berada di daerah yang memiliki ketinggian tertentu. Hal ini karena parasit plasmodium membutuhkan suhu yang cukup tinggi untuk proses inkubasi atau perkembangbiakan.
Nyamuk pada dasarnya dapat di golongkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan kebiasaan makan dan tempat istirahatnya. Beberapa jenisnya yaitu seperti jenis nyamuk endofili yang menyukai tinggal dalam rumah ataupun sebuah bangunan, jenis nyamuk eksofili yang memiliki sifat yang justru terbalik dari jenis nyamuk endofili yaitu lebih suka berada di luar rumah atau bangunan, jenis nyamuk endofagi yang menggigit ketika berada dalam rumah dan yang terakhir adalah jenis nyamuk eksofagi yang sifatnya lebih suka mengigit di luar rumah. Jenis nyamuk anopheles memiliki beberapa masa inkubasi malaria yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Selain itu nyamuk juga dapat di golongkan berdasarkan objek apa yang di gigitnya, terdapat jenis nyamuk antroprofili yang suka menggigit manusia dan jenis nyamuk zoofili yang mana objek yang digigitnya adalah hewan.
Parasit plasmodium merupakan salah satu faktor utama penyebab munculnya penyakit malaria pada tubuh manusia, parasit jenis ini memiliki beberapa jenis parasit yang dapat menimbulkan penyakit malaria yang berbeda pula jenisnya tergantung jenis parasit plasmodium apa yang menginfeksi tubuh.
Pada saat ini terdapat 4 jenis parasit plasmodium yang dapat menyebabkan timbulnya beberapa jenis penyakit malaria. Jenis malaria yang paling berbahaya adalah jenis malaria tropika yang di sebabkan parasit plasmodium falcifarum, jenis malaria ini dapat di kategorikan sebagai penyakit berbahaya karena masa inkubasi parasitnya yang tergolong lebih cepat jika di bandingkan dengan jenis lainnya dan dapat menimbulkan beberapa gejala malaria tropica. Jenis parasit plasmodium selanjutnya adalah parasit plasmodium vivax yang dapat menyebabkan munculnya penyakit malaria tertiana atau tersiana (di papua), jenis penyakit malaria ini merupakan jenis penyakit yang di kategorikan ringan dibanding malaria tropica, begitu juga dengan jenis lainnya. Dan jenis parasit plasmodium lainnya adalah jenis parasit plasmodium ovale dan parasit plasmodium malariae yang masing-masing dapat menyebabkan jenis penyakit malaria ovale dan malaria kuartana.
Terdapat beberapa gejala yang dapat di timbulkan oleh penyakit malaria terhadap tubuh manusia dan biasanya terjadi secara bertahap dan terus menerus berupa gejala yang tergolong ringan hingga berat. Gejala penyakit malaria ini diantaranya demam, sakit kepala, mual yang mengakibatkan muntah, berkeringat dingin, diare, anemia, kejang-kejang. Biasanya gejala yang di timbul dapat disebabkan oleh proses inkubasi parasit plasmodium selama dalam masa perkembangbiakan dalam tubuh manusia. Pada masa awal inkubasi parasit plasmodium gejala yang dapat di rasakan oleh penderitanya adalah sakit kepala dan demam ringan yang dapat terjadi berulang-ulang dengan intensitas tertentu. Demam ini dapat terjadi akibat parasit plasmodium membutuhkan suhu yang tinggi dalam membantu proses inkubasi parasit agar lebih cepat.
Cara penularan malaria
Penyakit malaria juga termasuk ke dalam jenis penyakit yang dapat ditularkan kepada orang lain. Pada dasarnya penyakit malaria ini dapat terjadi akibat adanya beberapa faktor yang mendukung perkembangan parasit plasmodium, faktor-faktornya yaitu yang pertama adalah faktor parasit yang melibatkan parasit plasmodium yang menjadi penyebab utama adanya penyakit malaria, faktor kedua adalah faktor manusia yang dapat menjadi sebuah wadah penyebaran penyakit malaria dengan cara menyebarkan sel darah merah yang telah terinfeksi ke tubuh yang sehat.
Faktor yang ketiga adalah faktor nyamuk yang juga dapat di kategorikan fungsinya dengan manusia hanya saja ada sedikit perbedaan yang mendasar antara fungsi nyamuk dan manusia dalam proses penyebaran parasit plasmodium serta faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mendukung penyebaran parasit plasmodium dalam tubuh nyamuk beberapa di antara adalah :
Suhu, ada tingkatan suhu tertentu yang dapat mempengaruhi perkembangan parasit plasmodium seperti makin tinggi suhu di sekitar tempat perkembangbiakan parasit maka akan semakin cepat pula masa inkubasinya dan sebaliknya. Hal inilah alasan utama mengapa seseorang yang mengalami malaria akan mengalami demam terus menerus.
Kelembapan, keadaan yang cukup lembab dapat memengaruhi hidup nyamuk walau tak memengaruhi perkembangan parasit itu sendiri.
Hujan, faktor lingkungan ini dapat mendukung proses perkembangbiakan nyamuk dengan menyediakan genangan-genangan air tempat nyamuk anopheles betina meletakan telur-telurnya.
Ketinggian, biasanya penyebaran malaria akan semakin berkurang apabila lingkungan sekitarnya berada di daerah yang memiliki ketinggian tertentu. Hal ini karena parasit plasmodium membutuhkan suhu yang cukup tinggi untuk proses inkubasi atau perkembangbiakan.
Berdasarkan beberapa faktor di atas dapat di ketahui beberapa cara penularan malaria yang terjadi di lingkungan sekitar, yaitu seperti :
1. Cara penularan malaria secara alamiah atau natural infection
Cara penularan malaria yang pertama adalah secara alamiah atau bisa di katakan penyakit malaria dapat ditularkan oleh mahluk hidup. Nyamuk anopheles berperan penting dalam penyebaran parasit plasmodium dalam cara penularan secara alamiah ini. Parasit plasmodium yang terjadi akibat gigitan nyamuk anopheles memiliki 2 fase daur hidup yang dapat terjadi secara terus menerus dan akan terjadi berulang-ulang. Fase hidup yang pertama adalah ketika parasit plasmodium berada dalam tubuh nyamuk atau biasanya di sebut sebagai fase sporogoni dimana pada saat ini parasit plasmodium melakukan proses reproduksi secara seksual. Dalam proses ini spora yang di sebarkan oleh parasit plasmodium akan berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet yang selanjutnya akan bercampur dan akan membentuk zigot baru, zigot ini seterusnya bergerak dan menembus dinding usus nyamuk anopheles.
Ketika zigot ini berada dalam usus nyamuk, zigot akan berubah bentuk menjadi sporozoit yang selanjutnya akan bergerak menuju ke kelenjar liur nyamuk. proses penyebaran parasit plasmodium dari nyamuk ke tubuh manusia selanjutnya disebut sebagai fase skizogoni. Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar liur nyamuk selanjutnya akan masuk ke dalam tubuh manusia ketika nyamuk menggigit permukaan kulit manusia dan menghisap darah dari pembuluh darah manusia. Secara langsung sporozoit yang ada di liur nyamuk akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia dengan menembus permukaan kulit dan mengalir dalam pembuluh darah menuju organ hati.
Sporozoit yang telah terdapat dalam organ hati manusia selanjurnya akan mulai melakukan proses pembelahan diri dan membentuk merozoit baru. Jika jumlah merozoit ini telah membelah menjadi jumlah yang banyak, maka selanjutnya merozoit akan mulai merusak sel-sel organ hati hingga rusak dan proses ini akan terjadi terus menerus dan bertahap. Selanjutnya parasit ini akan mulai untuk menyerang eritrosit atau sel-sel darah merah dalam tubuh manusia dengan cara menginfeksi yang dapat mengakibatkan pecah dan rusaknya sel darah merah sebelum waktunya. Jika sel-sel darah merah dalam tubuh manusia terus menerus di rusak, hal ini akan menambah beban pada sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel-sel darah merah yang baru dan akan mengakibatkan kekebaran tubuh orang tersebut menjadi turun.
Siklus penularan parasit plasmodium dari tubuh nyamuk ke tubuh manusia maupun sebaliknya dapat terjadi berulang-ulang apabila pada saat merozoit parasit plasmodium yang membentuk gemetosit dalam pembuluh darah manusia terhisap kembali oleh nyamuk anopheles yang menggigit manusia yang memiliki penyakit malaria.
2. Cara penularan malaria secara non-alamiah
Penularan penyakit malaria secara non-alamiah dapat di katakan sebagai salah satu cara penularan penyakit yang tidak melibatkan peran mahluk hidup di dalamnya. Cara penularan malaria ini memiliki beberapa jenis cara, diantaranya yaitu :
Penularan malaria secara bawaan
Cara penularan malaria non-alamiah ini biasanya terjadi pada bayi yang baru di lahirkan. Penyakit malaria dapat terjadi pada bayi yang baru lahir akibat penularan penyakit malaria ketika bayi tersebut dalam kandungan ibunya. Ibu hamil yang mengalami penyakit malaria selama masa mengandung secara tidak langsung dapat menyebarkan parasit plasmodium ke janin yang di kandungnya melalui plasenta atau tali pusar yang berfungsi sebagai penghubung antar tubuh sang ibu dan janin dalam mengantarkan oksigen, makanan dan asupan darah yang dibutuhkan dalam proses perkembangan tubuh dan organ janin. Jika sel-sel darah merah yang di miliki oleh sang ibu terinfeksi oleh parasit plasmodium maka sel-sel darah merah ini juga akan mengalir dalam tubuh janin yang di kandungnya.
Penularan malaria secara mekanik
Cara penularan malaria secara mekanik disini berhubungan dengan jarum suntik yang di gunakan dalam kegiatan medis. Dapat di ketahui sebelumnya jika parasit plasmodium berkembang dalam organ hati manusia dan menyebar merusak sel-sel darah dalam tubuh, artinya parasit plasmodium terdapat pula dalam sel-sel darah merah dalam pembuluh darah. Ketika seseorang yang sedang mengalami penyakit malaria melakukan kegiatan transfusi darah dan jarum suntik yang di pakainya di gunakan kembali oleh seseorang yang memiliki tubuh yang sehat, maka darah yang mengandung parasit plasmodium akan berpindah dan masuk ke dalam tubuh yang sehat tersebut melalui pembuluh darah. Cara penularan malaria secara mekanik juga dapat terjadi apabila seseorang yang memiliki tubuh yang sehat mendapatkan donor darah dari seorang pendonor yang darahnya telah terinfeksi oleh parasit penyebab malaria.
3. Penularan malaria secara oral
Cara penularan penyakit malaria di sini dapat di katakan sebagai penularan penyakit malaria melalui mulut. Walaupun demikian cara penularan malaria yang satu ini baru merupakan sebuah penelitian yang di lakukan pada beberapa jenis unggas dan mamalia dan belum terbukti dapat terjadi pada manusia.
Demikianlah beberapa cara penularan malaria yang perlu di ketahui serta di waspadai agar penyakit yang terdapat dalam tubuh nyamuk ini tidak menginfeksi tubuh. Selain cara penularan malaria yang harus diketahui, diperlukan juga cara pencegahan yang efektif dalam proses pencegahan malaria agar penyebaran penyakit malaria baik berupa perkembangan nyamuk anopheles dan parasit plasmodium itu sendiri serta. Selain itu dengan menjaga kondisi tubuh tetap sehat juga dapat mengurangi resiko tubuh terinfeksi oleh parasit ini akibat gigitan nyamuk. Jenis penyakit ini juga memiliki beberapa pengobatan malaria yang dapat ditempuh dalam mengatasi penyakit malaria dengan melalui cara penyembuhan malaria baik secara medis maupun non medis.
1. Cara penularan malaria secara alamiah atau natural infection
Cara penularan malaria yang pertama adalah secara alamiah atau bisa di katakan penyakit malaria dapat ditularkan oleh mahluk hidup. Nyamuk anopheles berperan penting dalam penyebaran parasit plasmodium dalam cara penularan secara alamiah ini. Parasit plasmodium yang terjadi akibat gigitan nyamuk anopheles memiliki 2 fase daur hidup yang dapat terjadi secara terus menerus dan akan terjadi berulang-ulang. Fase hidup yang pertama adalah ketika parasit plasmodium berada dalam tubuh nyamuk atau biasanya di sebut sebagai fase sporogoni dimana pada saat ini parasit plasmodium melakukan proses reproduksi secara seksual. Dalam proses ini spora yang di sebarkan oleh parasit plasmodium akan berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet yang selanjutnya akan bercampur dan akan membentuk zigot baru, zigot ini seterusnya bergerak dan menembus dinding usus nyamuk anopheles.
Ketika zigot ini berada dalam usus nyamuk, zigot akan berubah bentuk menjadi sporozoit yang selanjutnya akan bergerak menuju ke kelenjar liur nyamuk. proses penyebaran parasit plasmodium dari nyamuk ke tubuh manusia selanjutnya disebut sebagai fase skizogoni. Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar liur nyamuk selanjutnya akan masuk ke dalam tubuh manusia ketika nyamuk menggigit permukaan kulit manusia dan menghisap darah dari pembuluh darah manusia. Secara langsung sporozoit yang ada di liur nyamuk akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia dengan menembus permukaan kulit dan mengalir dalam pembuluh darah menuju organ hati.
Sporozoit yang telah terdapat dalam organ hati manusia selanjurnya akan mulai melakukan proses pembelahan diri dan membentuk merozoit baru. Jika jumlah merozoit ini telah membelah menjadi jumlah yang banyak, maka selanjutnya merozoit akan mulai merusak sel-sel organ hati hingga rusak dan proses ini akan terjadi terus menerus dan bertahap. Selanjutnya parasit ini akan mulai untuk menyerang eritrosit atau sel-sel darah merah dalam tubuh manusia dengan cara menginfeksi yang dapat mengakibatkan pecah dan rusaknya sel darah merah sebelum waktunya. Jika sel-sel darah merah dalam tubuh manusia terus menerus di rusak, hal ini akan menambah beban pada sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel-sel darah merah yang baru dan akan mengakibatkan kekebaran tubuh orang tersebut menjadi turun.
Siklus penularan parasit plasmodium dari tubuh nyamuk ke tubuh manusia maupun sebaliknya dapat terjadi berulang-ulang apabila pada saat merozoit parasit plasmodium yang membentuk gemetosit dalam pembuluh darah manusia terhisap kembali oleh nyamuk anopheles yang menggigit manusia yang memiliki penyakit malaria.
2. Cara penularan malaria secara non-alamiah
Penularan penyakit malaria secara non-alamiah dapat di katakan sebagai salah satu cara penularan penyakit yang tidak melibatkan peran mahluk hidup di dalamnya. Cara penularan malaria ini memiliki beberapa jenis cara, diantaranya yaitu :
Penularan malaria secara bawaan
Cara penularan malaria non-alamiah ini biasanya terjadi pada bayi yang baru di lahirkan. Penyakit malaria dapat terjadi pada bayi yang baru lahir akibat penularan penyakit malaria ketika bayi tersebut dalam kandungan ibunya. Ibu hamil yang mengalami penyakit malaria selama masa mengandung secara tidak langsung dapat menyebarkan parasit plasmodium ke janin yang di kandungnya melalui plasenta atau tali pusar yang berfungsi sebagai penghubung antar tubuh sang ibu dan janin dalam mengantarkan oksigen, makanan dan asupan darah yang dibutuhkan dalam proses perkembangan tubuh dan organ janin. Jika sel-sel darah merah yang di miliki oleh sang ibu terinfeksi oleh parasit plasmodium maka sel-sel darah merah ini juga akan mengalir dalam tubuh janin yang di kandungnya.
Penularan malaria secara mekanik
Cara penularan malaria secara mekanik disini berhubungan dengan jarum suntik yang di gunakan dalam kegiatan medis. Dapat di ketahui sebelumnya jika parasit plasmodium berkembang dalam organ hati manusia dan menyebar merusak sel-sel darah dalam tubuh, artinya parasit plasmodium terdapat pula dalam sel-sel darah merah dalam pembuluh darah. Ketika seseorang yang sedang mengalami penyakit malaria melakukan kegiatan transfusi darah dan jarum suntik yang di pakainya di gunakan kembali oleh seseorang yang memiliki tubuh yang sehat, maka darah yang mengandung parasit plasmodium akan berpindah dan masuk ke dalam tubuh yang sehat tersebut melalui pembuluh darah. Cara penularan malaria secara mekanik juga dapat terjadi apabila seseorang yang memiliki tubuh yang sehat mendapatkan donor darah dari seorang pendonor yang darahnya telah terinfeksi oleh parasit penyebab malaria.
3. Penularan malaria secara oral
Cara penularan penyakit malaria di sini dapat di katakan sebagai penularan penyakit malaria melalui mulut. Walaupun demikian cara penularan malaria yang satu ini baru merupakan sebuah penelitian yang di lakukan pada beberapa jenis unggas dan mamalia dan belum terbukti dapat terjadi pada manusia.
Demikianlah beberapa cara penularan malaria yang perlu di ketahui serta di waspadai agar penyakit yang terdapat dalam tubuh nyamuk ini tidak menginfeksi tubuh. Selain cara penularan malaria yang harus diketahui, diperlukan juga cara pencegahan yang efektif dalam proses pencegahan malaria agar penyebaran penyakit malaria baik berupa perkembangan nyamuk anopheles dan parasit plasmodium itu sendiri serta. Selain itu dengan menjaga kondisi tubuh tetap sehat juga dapat mengurangi resiko tubuh terinfeksi oleh parasit ini akibat gigitan nyamuk. Jenis penyakit ini juga memiliki beberapa pengobatan malaria yang dapat ditempuh dalam mengatasi penyakit malaria dengan melalui cara penyembuhan malaria baik secara medis maupun non medis.